Senin, 23 Juli 2012

POTRET BURAM MENABUR TAMBANG MENUAI BENCANA DI KABUPATEN SINJAI


“POTRET BURAM MENABUR TAMBANG MENUAI BENCANA DI KABUPATEN SINJAI”(Oleh: Achmad Darwis)

    Manusia dan alam, ntah kata apa yang apa yang cocok untuk menghubungkan kedua ciptaan sang khalik tersebut. Beranjak dari suatu paradigma yang tidak mesti diingkari bahwa bumi ini mekanis dan alam merupakan produk inmateri yang tidak harus dieksploitasi seenaknya dengan semua hukumnya yang bersifat relatif. Pertanyaan yang muncul kemudian apakah hantaman nafas pemikiran yang merindukan tafsiran garis alam hanya ada dalam taburan bingkai mimpi malam?, Apakah keramahan embun pagi sirna diasingkan oleh nurani yang hanya terpikir materi, apakah debu beringas kota yang mentabukan cinta pada rona geriang alam yang sesungguhnya.Alam yang memiliki kehendak yang terbatas kemudian menjadi konsekwensi perjuangan manusia yang melatarbelakangi parameter nilai dari arti kehidupan. Sebagai manusia yang sesungguhnya terlepas dari nilai yang paling mendekati kebenaran maka alam ini dipandang sebagai “makcomblang” untuk menghadapi kehidupan setelah kehidupan, ukiran kebutuhan sekarang ini dan sepanjang hidup akan menjadi pijakan kaki yang pasti.Hubungan antara manusia dan alam berubah dan bergeser dari “manusia dikuasai alam” dalam “ekonomi Tarzan” yang bekerja otot, menjadi “manusia menguasai alam” hal inilah yang memercik menjadi sebuah bencana ekologis. 
Memahami bencana tidak hanya mengantisipasi dan beradaptasi, tetapi juga bagaimana memahami hukum alam yang bekerja secara mekanis. Alam merupakan suatu dimensi objek skala kehidupan manusia yang diwarnai dengan berbagai bentuk pengelolahan, baik pengelolahan yang bersifat ekologis maupun pengelolahan yang bersifat eksploitasi. Pengelolahan yang bersifat ekologis adalah sebuah pengelolaan yang senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip lingkungan sebagai dasar kestabilan ekologis, namun pengelolahan yang bersifat eksploitasi adalah sebuah pengelolahan yang tak hanya menganggu kestabilan ekologis namun disisi lain dampak kerusakan lingkungan pun akan dirasakan oleh manusia-masyarakat. Alam sebagai suatu kesatuan ekologis dalam rantai ekosistem, berjalan sesuai dengan keseimbangannya. Sekali tatanan tersebut terganggu, baik sengaja maupun tidak, maka yang terjadi adalah ketidakseimbangan, yang kemudian dapat mengakibatkan bencana, baik bencana yang besar atau skala yang kecil. Sekali hutan ditebang dalam volume yang besar, maka air dan beberapa material lainnya akan jatuh lepas kepermukaan yang lebih rendah. Maka hukum mekanisme keseimbangan akan terjadi, (M.Taufik K.)
 Disisi lain dampak negatif sosial pun akan lahir dari semula kestabilan nilai etika menjadi  pergeseran nilai sosial akan jelas terlihat dari sisi kehidupan masyarakat, dari ketentraman menjadi sebuah malapetaka yang amoral hingga dampak negatif sosial yang lainnya. merujuk dari permasalahan yang akan timbul itu maka perlu dan perlu perenungan bahwa keindahan alam Sinjai adalah sebuah panorama yang begitu menakjubkan dengan skala tiga dimensi yaitu laut, darat dan pegunungan, keindahan itu akan menjadi abadi jikalau saja pelestarian akan selalu ada. Namun masyarakatnya yang semestinya menyadari akan arti keindahan itu, sebagai daerah yang kaya akan kearifan lokal tentunya akan tetap menjadi yang khas keindahan alam dan budaya bagi masyarakatnya. Lalu persoalan yang kemudian timbul tentang lestarinya keindahan alam Sinjai akhir-akhir ini adalah sebagai contoh yang ramai diperbincangkan adanya barang berharga yang tertimbun diperut bumi Sinjai, salah satunya adalah  emas murni yang berada di Kec. Sinjai Borong tepatnya di Desa Bonto Katute Kab. Sinjai yang sebahagian  hutan lindung kemudian dialihfungsikan untuk mempermudah pengelolahan. Sebagai salah satu objek yang direncanakan menjadi sebuah tambang yang sangat menggiurkan bagi para investor asing yang mempunyai nurani yang terpikir materi untuk mengelolahnya. Hal inilah yang menimbulkan pro dan kontra diberbagai kalangan mulai dari pemerintah, masyarakat setempat, mahasiswa dan aktivis lingkungan terkait dengan penolakan dan perencanaan pengelolahan objek tambang tersebut, alhasil hingga sekarang tetap menjadi sebuah perdebatan yang panjang. Menjadi dilema jika keinginan meraup materi  dengan pengelolaan yang berciri eksploitasi besar-besaran tanpa barengi dengan pemahaman dan pengertian yang mendasar akan akibat yang ditimbulkan maka hal itu akan menjadi sebuah peristiwa tragis yang akan memiris pilu keindahan alam Sinjai dikemudian hari, dampak kerusakan alam-bencana alam semisal tanah longsor, banjir hingga hilangnya mata air sebagai sumber kehidupan akan menanti dan sangat mengerikan, disisi lain dampak negatif sosial akan berkembang pesat mewarnai pola kehidupan beradab selama ini. Dampak sosial tersebut akan disebabkan oleh persaingan akan keuntungan dari hasil pengelolaan tambang, maka bertebaranlah berbagai kasus seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, hingga kasus asusila mewarnai pola kehidupan itu. Rentetan bencana selama ini yang diakibatkan eksploitasi besar-besaran yang telah banyak menelan korban sudah semestinya dapat menggugah jiwa, sadar atau tidak sadar kita akan senantiasa dijadikan kemudi tujuan materi para kapitalisme dan elit-elit pemerintahan, pengusaha yang bermental KKN yang masih melihat hutan dan lahan masyarakat sebagai bisnis yang begitu menggiurkan terutama di Kab. Sinjai. Perlu dicermati bahwa langkah langkah yang ditempuh demi meminimalisir bentuk kerugian yang bakal timbul tersebut tak hanya usaha dan pekerjaan sepihak dari elemen-elemen yang memperjuangkan kelestarian alam dan nasib rakyat, akan tetapi partisipasi dan dukungan penuh dari berbagai unsur masyarakat di Kab. Sinjai secara kolektif akan kesadaran dari sekarang mengenai dampak-dampak negatif itu yang akan merugikan masyarakat Kab. Sinjai dikemudian hari. Demikian itu yang menjadi sebuah tumpuan harapan demi keberlangsungan dan kelestarian ekologis serta hak-hak hidup masyarakat. 25 Januari 2012 (dikutip dari berbagai sumber)

2 komentar:

Ayatul Husna mengatakan...

kurang jelas tlisanx Bro. mungkin karena mataku yg bmaslah kaleee Yaaa

atau mungkin pengaruh templateX yang menerawang !

Blog's "Oe-Ah-Dar" mengatakan...

Thanks.....