Sabtu, 14 September 2013

MODERNISASI PEMBELAJARAN PAI MELALUI PEMANFAATAN INFORMATION TECHNOLOGY (IT); Sebuah Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam

MODERNISASI PEMBELAJARAN PAI
MELALUI PEMANFAATAN INFORMATION TECHNOLOGY (IT);
Sebuah Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam
Oleh: Achmad Darwiz


A.    PENDAHULUAN
Pendidikan agama di sekolah memiliki peranan penting dalam pembinaan generasi bangsa Indonesia, hal ini ditandai dengan kemajuan-kemajuan luar biasa dalam pembangunan, baik dalam menciptakan manusia yang berakhlakul karimah, memiliki spiritualitas yang tinggi hingga memiliki fungsi yang dibutuhkan oleh agama, maupun masyarakat bangsanya. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 secara eksplisit menegaskan tujuan[1] pendidikan nasional sebagai target pencapaian dalam melakukan proses pendidikan.  Hal ini seiring dengan pendidikan agama Islam dinilai pula memberikan sumbangsi bagi terdidiknya anak-anak bangsa yang senantiasa memiliki asas-asas ketauhidan sesuai dengan prinsip Islam dalam kehidupannya.
Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai usaha sadar, systematis, berkelanjutan untuk mengembangkan potensi rasa agama, menanamkan sifat, dan memberikan kecakapan sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Fungsi pendidikan ditinjau dari sudut pandang sosiologis dan antropologis adalah untuk mengembangkan kreatifitas peserta didik. Karena itu tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan potensi kreatif peserta didik untuk menjadi manusia yang baik menurut pandangan manusia dan menurut pandangan agama Islam. Pada hakikatnya pendidikan Islam adalah proses pemeliharaan dan penguatan sifat dan potensi insan menimbulkan kesadaran untuk menemukan kebenaran.[2]
Pada abad ke 21 ini sebagai era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi pada bidang transportasi dan komunikasi. Kemajuan keilmuan dan tekhnologi yang begitu pesat menopang terciptanya kenyamanan dan kemudahan hidup manusia. Demikian pula pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan beberapa tahun terakhir ini ditopang oleh kecanggihan alat-alat tekhnologi ciptaan manusia. Tekhnologi merupakan hasil olahan dari ilmu pengetahuan yang diterapkan sebagai hasil yang nyata meliputi kemampuan tekhnik baik dari gabungan piranti software (perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras), atau dengan kata lain hasil kreatifitas dan keahlian manusia dalam kehidupannya untuk menunjang keinginan dan kebutuhan manusia tersebut. Dengan demikian tekhnologi merupakan bagian dari instrument proses pendidikan, baik dalam penyelenggaraan pendidikan umum maupun pada pendidikan agama Islam khususnya.
Salah satu langkah untuk memudahkan tercapai tujuan pendidikan di sekolah atau satuan-satuan pendidikan, maka penting didukung komponen dan proses. Proses dalam hal ini adalah pembelajaran, baik dalam bentuk pembelajaran materi yang bersifat praktis maupun dalam materi pendidikan agama Islam. Dalam pembelajaran PAI dituntut pula memiliki muatan-muatan yang dapat menunjang proses pembelajaran di kelas baik dari segi metode, kurikulum hingga media pembelajaran. Salah satu adalah dengan penggunaan tekhnologi pendidikan, media pembelajaran dalam konteks ini dapat dimanfaatkan tekhnologi informasi yang menunjang proses pembelajaran PAI baik guru maupun siswa.
Tekhnologi komunikasi dan informasi[3] hendaknya tidak dipandang sebagai artefak saja, melainkan juga dipandang sebagai proses dengan struktur tertentu. tekhnologi ini seharusnya dapat dijadikan bagian integral dalam system pendidikan. Sebagai bagian integral masuknya komponen tekhnologi ini akan mempengaruhi komponen tekhnologi ini akan mempengaruhi komponen lain, diantaranya perubahan peranan guru dalam satuan pendidikan sekolah. Dalam satuan pendidikan sekolah hendaknya menggunakan tekhnologi ini dimulai dari titik pangkal strategis, yaitu guru. Para guru harus diyakinkan terlebih dahulu akan kegunaan tekhnologi itu dan bahwa tekhnologi tidak akan menggantikan kedudukannya sebagai guru, melainkan membantu untuk paling tidak menyimpang dan menyajikan konsep, prinsip dan prosedur yang ingin diajarkan. Untuk itu peran guru harus ditingkatkan rasa percaya diri, serta dilibatkan dan ikut berpartisipasi dalam pengembangannya.[4]
Berkembangnya metode pembelajaran sangat berperan penting terhadap kemajuan pola pembelajaran itu sendiri, terutama dibidang peningkatan mutu pendidikan pada anak, dalam hal ini adalah peningkatan mutu PAI, seiring berkembangnya media pembelajaran, dan juga evaluasi pendidikan yang terus menerus berkembang, pembelajaran PAI baik itu SD, SMP, SMA, dan SMK, nampaknya metode pembelajaran bersetandar PAKEM ((Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) harus mulai diterapkan, sehingga pola pikir peserta didik terhadap pembelajaran PAI utamanya yang lebih di tekankan disini mampu melahirkan minat anak dan jiwanya tergugah pada aktivitas pembelajaran yang berkembang pada satu pola yang maju dengan memanfaatkan fasilitas media pembelajaran.[5]
Berangkat dari uraian di atas, maka pada tulisan ini membahas terkait pemanfaatan tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI di sekolah/madrasah sehingga proses pembelajaran dapat dengan mudah berlangsung sehingga mutu dari pembelajaran PAI dapat maksimal. Terkait dengan hal tersebut berikut diuraikan beberapa rumusan permasalahan yang urgen dieksplorasi secara mendalam, yakni: (1) Bagaimana hakikat pembelajaran PAI?, (2) Bagaimana definisi tekhnologi dan hubungannya dengan pendidikan?, (3) Apa peran dan fungsi tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI?, (4) Bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran PAI?, (5) Seperti apa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI?, (6) Bagaimana perspektif  modernisasi pembelajaran PAI melalui tekhnologi informasi?. Tulisan ini tentunya diharapkan dapat memberikan informasi kepada pendidik, siswa, masyarakat umum dan pemegang kebijakan pendidikan dalam upaya memaksimalkan pembelajaran PAI di sekolah/madrasah melalui pemanfaatan tekhnologi informasi. Disisi lain penulis dengan mengambil peran dalam memunculkan satu konsep pemahaman yang sedikit produktif disela kekosongan dalam ragammnya polemik dan dinamika pendidikan khususnya pendidikan agama Islam pada masa kini.
B.    PEMBAHASAN
1.     Hakikat Pembelajaran PAI
Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Usaha ini dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan. Pengertian dibedakan “pengajaran” yang telah terlanjur mengandung arti sebagai “penyajian bahan ajaran” yang dilakukan oleh seseorang “pengajar”. Pembelajaran tidak harus diberikan oleh pengajar, karena kegiatan itu dapat dilakukan oleh perancang atau pengembang sumber belajar, misalnya seorang tekhnologi pembelajaran atau suatu tim terdiri dari ahli media dan ahli materi ajaran tertentu.[6] Menurut Ahmad Patoni, pembelajaran adalah untuk membelajarkan peserta didik. Dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode/strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang dinginkan dalam kondisi tertentu.[7]
Pendidikan islam atau pendidikan menurut islam adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya berupa Al-Qur’an dan Hadits. Sedangkan pendidikan agama islam atau pendidikan keislaman ialah upaya pendidikan agama islam atau ajaran islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life seseorang. Visi pendidikan islam merupakan persepsi tujuan akhir meliputi learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together .[8]
Pembelajaran PAI merupakan kegiatan pembelajaran yang berkaitan transfer ilmu pengetahuan (pendidikan agama Islam) atau dengan kata lain interaksi antara pendidik dan peserta didik melalui metode dan bentuk-bentuk strategi yang yang digunakan untuk memudahkan pemahaman peserta didik sehingga dapat memahami teori sekaligus mempraktekkan hasil pembelajaran.
Pendidikan agama Islam yang diterapkan dalam system pendidikan Islam, bukan hanya bertujuan untuk mentransfer nilai agama, tetapi juga bertujuan agar penghayatan dan pengamalan ajaran agama berjalan dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, pendidikan agama Islam dapat memberikan andil dalam pembentukan jiwa dan kepribadian untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Pendidikan agama Islam yang dapat memberikan andil yang maksimal dalam pembentukan jiwa dan kepribadian adalah pendidikan yang mengacu pada pemahaman ajaran yang baik dan benar, mengacu pada pemikiran yang rasional dan filosofis, pembentukan akhlak yang luhur dan merehabilitasi kehidupan akhlak yang telah rusak.[9] Oleh karena itu inti dari pendidikan agama Islam−pembelajaran PAI adalah pembelajaran memiliki muatan-muatan nilai kehidupan.
Tujuan pendidikan yang berwawasan nilai adalah proses pendidikan yang sampai pada hakekat ilmu dan tekhnologi, tidak hanya kulit luarnya dengan demikian, kualitas pendidikan dapat diandalkan sebab kualitas keluaran pendidikan jenis ini tidak hanya membentuk manusia cerdas dan terampil tetapi pribadinya tumbuh sebagai robot, melainkan manusia yang cerdas dan terampil serta memiliki kepribadian yang mampu mendukung pembangunan nasional esensi ilmu terletak pada rasionalisme kritis, esensi tekhnologi pada efektifitas dan efisiensi yang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, esensi humaniora pada kesadaran manusia sebagai makhluk individu, sosial dan sekaligus sebagai hamba Allah SWT, sedangkan esensi ilmu terletak pada kemampuan untuk mengembangkan manusia menjadi manusia beriman dan bertakwa yang sungguh-sungguh sehingga dapat terampil sebagai khalifatullah filard yang dapat mewujudkan rahmata lilalamin.[10]
2.     Definisi Tekhnologi dan Hubungannya dengan Pendidikan
Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.[11] Sindung Tjahyadi merangkum berbagai definisi atas teknologi bahwa, pertama teknologi adalah penerapan ilmu, kedua, teknologi adalah ilmu yang dirumuskan dalam kaitan dengan aspek eksternal, yaitu industri, dan aspek internal yang dikaitkan dengan objek material ilmu maupun aspek ‘murni-terapan’, dan ketiga,teknologi merupakan keahlian yang terkait dengan realitas kehidupan sehari-hari.[12] Tekhnologi dapat dipandang sebagai hasil olahan dari ilmu pengetahuan yang diterapkan sebagai hasil yang nyata meliputi kemampuan tekhnik baik dari gabungan piranti software (perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras), atau dengan kata lain hasil kreatifitas dan keahlian manusia dalam kehidupannya untuk menunjang keinginan dan kebutuhan manusia tersebut.
Tekhnologi informasi yang berkembang pesat pada masa kini menandakan sebagai era globalisasi yang penerapan tekhnologi itu dapat mencakup dimensi dan kebutuhan manusia dalam kehidupannya, tekhnologi informasi kini dipergunakan tidak hanya dalam bentuk memberikan kemudahan infomasi yang dibutuhkan manusia, namun lebih berperan dalam bentuk praktis, penerapan ini pula terlebih menjangkau aktifitas manusia dalam dunia akademik atau dalam pendidikan. Kendati tekhnologi dilahirkan melalui pendidikan, namun dalam pelaksanaan pendidikan yang menuai banyak polemik dan permasalahan sehingga dilahirkan pula yang dinamakan tekhnologi pendidikan. Dengan adanya tekhnologi pendidikan maka proses pendidikan untuk mencapai suatu kualitas pendidikan didukung oleh adanya tekhnologi pendidikan. Dalam kaitan inilah yang urgen dalam pengembangannya sehingga dalam proses pembelajaran masa masa kini khususnya tekhnologi informasi banyak membantu pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik.
Menurut S. Nasution, tekhnologi pendidikan dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan. Alat-alat itu lazim disebut “hard ware”. Ada pula yang memandang tekhnologi pendidikan sebagai suatu pendekatan yang ilmiah kritis, dan sistematis tentang pendidikan. Pendirian itu mengutamakan “soft ware”-nya. Tanpa alat-alat, pendidikan tidak dapat dijalankan.[13] Konsep tekhnologi pendidikan telah membuka lebar dari perkembangan teoritis, penelitian dan implementasinya dilapangan pendidikan. Makna tekhnologi pengajaran dalam pengertian mutakhir meliputi pengelolaan gagasan, prosedur, biaya, mesin dan manusia di dalam proses pengajaran yang melibatkan peralatan fisik yang menyalurkan informasi.[14]
Dalam zaman kemajuan ilmu pengetahuan ini para ahli berusaha untuk meningkatkan mengajar menjadi suatu ilmu atau science. Dengan metode mengajar yang ilmiah diharapkan, proses belajar mengajar itu lebih terjamin keberhasilannya. Inilah yang sedang diusahakan oleh tekhnologi pendidikan. Secara ideal diharapkan, bahwa pada suatu saat, mengajar atau mendidik itu menjadi suatu tekhnologi yang dapat dikenal dan dikuasai langkah-langkahnya. Disamping itu perkembangan tekhnologi pendidikan didukung oleh perkembangan yang pesat dalam media komunikasi seperti radio, TV, video tape, computer dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan bagi tujuan instruksional.[15] Tekhnologi pembelajaran secara konseptual mampu memberikan kontribusi dalam Pengembangan organisasi belajar dalam bentuk: Pertama, Pengetahuan tentang pemecahan masalah baik belajar pada perorangan. Maupun pada keseluruhan organisasi. Kedua, Penyediaan tenaga profesi (praktis maupun akademis) yang mampu mengintervensi organisasi agar dapat dan mau belajar. Ketiga, Aneka sumber belajar yang sengaja dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Keempat, System informasi yang diperlukan agar organisasi yang diperoleh akses atas informasi yang terbaru secara tepat.[16]
3.     Peran dan Fungsi Tekhnologi Informasi Dalam Pembelajaran PAI
Peran dan tugas para pendidik dan tenaga kependidikan pada intinya adalah menciptakan berbagai aktivitas untuk keberhasilan siswa dalam belajar. Dalam hal ini tekhnologi dapat dikatakan sebagai alat bantu bagi pendidik dan tenaga kependidikan di dalam menjalankan tugas dan peranannya tersebut. Tekhnologi pembelajaran menfokuskan kajiannya pada desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan hasil belajar. Dengan demikian nyata bahwa tekhnologi pembelajaran dapat sangat membantu para pendidik dan tenaga kependidikan melaksanakan tugasnya dengan baik.[17]
Menurut Seels, Barbara B., Rita C. Richey yang dikutip oleh Sahariana, menjelaskan bahwa, pada saat melaksanakan pembelajaran, seorang guru memerlukan banyak sumber. Saat ini sumber belajar tidak cukup hanya dengan mengandalkan guru, tetapi diperlukan sumber-sumber belajar yang bervariasi. Berbagai tekhnologi, baik yang konvensional maupun yang berbasis tekhnologi informasi, dapat dimanfaatkan untuk peningkatan efektifitas pembelajaran. Tekhnologi cetak misalnya, ia bisa menghasilkan berbagai sumber belajar dalam bentuk bahan ajar cetak yang secara sengaja didesain untuk pembelajaran. Sedangkan tekhnologi Audio Visual dan tekhnologi berbasis computer, dengan berbagai macam variasi gaya belajarnya, kedunya memungkinkan pembelajaran terakomodir dengan baik, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan efektif. Ada pun kawasan penilaian akan membantu para pendidik (guru) dalam melaksanakan tugasnya dalam menilai hasil belajar. Penilaian merupakan bagian integral dalam kegiatan pembelajaran, karena ia menjadi tugas yang tidak dapat diabaikan.[18]
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keuangan dan sebagainya.(2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. Dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya. (3) Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer.[19]
Tekhnologi pendidikan atau dalam kaitan ini tekhnologi pembelajaran adalah pada hakikatnya media yang digunakan dalam pembelajaran, dengan adanya serta pemanfaatan media tersebut memberikan kemudahan dan keefektifan pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran PAI.
Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan yaitu: Pertama, memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. Kedua, mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. Ketiga, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. Keempat, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya (self regulated learning). Kelima, memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran adalah: (1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. (2) Pembelajaran dapat lebih menarik. (3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. (4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. (5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. (6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. (7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.[20] Tekhnologi informasi tersebut tidak hanya dalam lingkup pembelajaran materi yang bersifat praktis, dalam pembelajaran PAI tentunya dapat lebih memudahkan penelahan materi dan prakteknya baik yang berkaitan sejarah Islam, akhlak, studi al-Qur’an dan hadist, demikian pula yang berkenan dengan fiqih, melalui tekhnologi informasi  tersebut. Namun yang paling diperhitungkan adalah model pengoperasian yang dilakukan oleh guru mengarahkan dan membimbing siswa sehingga dapat memudahkan siswa menggunakannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran PAI seorang guru PAI sangat penting mengetahui terlebih dahulu model pengoperasian dan pemanfaatan tekhnologi informasi ini.
Menurut Sapiuddin Shidiq[21], Sebagai alat, peran IT tidak bersifat bebas nilai. Ia harus dibatasi karena dalam kontens pembelajaran PAI ada hal-hal yang tidak boleh untuk divisualisasikan. Contoh ketika menjelaskan tentang sifat rahman Allah, maka yang bisa divisualisasikan adalah sifat-Nya bukan zat-Nya. Contoh sifat rahman Tuhan, "seekor induk burung memberi makanan kepada anaknya". Adegan ini dapat divisualkan melalui IT, tapi Zat Tuhan tidak boleh divisualkan, karena Tuhan berbeda dengan ciptaan-Nya. Untuk pembelajaran di bidang syariah, maka dapat divisualkan perkembangan institusi-isntitusi berdasarkan syariah sepanjang sejarah. Dalam bidang ibadah dapat divisualkan masjid, ka'bah dan sebagainya, dalam bidang ekonomi dapat divisualkan transaksi bank-bank Islam, dalam bidang pendidikan dapat divisualkan madrasah, pondok pesantren, dan lain sebagainya. Selain hal di atas, masih banyak lagi pembelajaran PAI yang keberhasilannya mudah diraih jika menggunakan alat bantu IT. Dalam pembelajaran sejarah peradaban Islam dapat ditayangkan film tentang perjuangan nabi (selain nabi boleh divisualkan) seperti perang badar dan perang uhud. Film tentang penyebaran Islam di Nusantara (wali songo) yang menyebarkan Islam melalui bisnis dan perdagangan, film tentang tokoh saintis muslim seprti Ibnu Sina, al-Ghazali, dan sebagainya. Dalam bidang seni dapat divisualkan tentang keindahan seni kaligrafi, seni nasyid, seni sastra, dan lain sebagainya.
4.     Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran PAI
Tekhnologi dalam pembelajaran PAI dapat diartikan sebagai alat, metode atau tatacara yang dipergunakan dalam proses pembelajaran PAI yang secara sistematis oleh guru atau pendidik agama Islam yang diharapkan kepada peserta didik agar dapat dengan mudah menerima dan mempelajari materi-materi pendidikan agama Islam dalam aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
Model pembelajaran PAI selama ini dinilai sebagai model yang konvensional, Model pembelajaran PAI konvensional maksudnya ialah model pembelajaran PAI yang masih menggunakan metode, materi dan media pembelajaran yang sudah lama dan biasa dijalankan dalam proses pembelajaran PAI selama ini. Seperti metode ceramah, hafalan, tanya jawab, memaknai kitab dan lain-lain. Pembelajaran PAI konvensional biasanya masih menerapkan model pembelajaran satu arah yaitu guru mentransfer pengetahuan pada siswa dan murid wajib mengikutinya, sedangkan pengetahuan guru terbatas pada pengalaman belajarnya. Bahan yang diajarkan masih menggunakan buku, kitab atau referensi lain yang sudah kuno sehingga dalam memberikan ulasan menggunakan praktek keagamaan pada zamannya. Umumnya hal ini terjadi pada pembelajaran fiqih disekolah-sekolah, sedangkan zaman dan kehidupan manusia akan terus berubah dan berkembang dari masa kemasa.[22] 
Pemanfaatan tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI pada masa kini telah mulai berkembang, beragam bentuk system tekhnologi informasi dapat dipergunakan untuk menunjang pembelajaran khususnya PAI. Menurut Hery Nugroho, Sebenarnya banyak guru PAI yang sudah menguasai ICT, tetapi masih sekedar dimanfaatkan untuk mengetik. Padahal manfaat ICT dalam pembelajaran dapat dimanfaatkan lebih dari itu. Bentuk pemanfaatan ICT dalam pembelajaran PAI yaitu:[23]
a.       Penggunaan program powerpoint dalam proses pembelajaran PAI di kelas. Melalui proram tersebut, guru tinggal menulis poin-poin penting materi yang akan disampaikan. Agar lebih menarik, bisa juga guru menggunakan program macromedia flash. Tidak hanya tulisan yang dapat disampaikan ke peserta didik, tetapi juga dapat menampilkan suara atau video yang berkaitan dengan materi tersebut. Misalnya, dalam materi pembelajaran tentang Iman Kepada Hari Akhir, melalui program ini peserta didik tidak hanya mendapatkan pengetahuan materi tersebut, tetapi juga dapat ditampilkan ilustrasi tentang kiamat sughra dan kubra.
b.     Menggunakan e-mail untuk mengumpulkan tugas dari peserta didik. Sekarang ini yang biasa dilakukan guru kepada peserta didik dalam mengumpulkan tugas melalui buku atau kertas. Bisa dibayangkan bagaimana kalau guru mengajar di 18 kelas. Masing-masing kelas berjumlah 40 siswa. Berarti ada 720 buku tugas atau makalah yang menumpuk dibawa atau di atas meja guru. Pengumpulan tugas melalui e-mail tersebut sekaligus mendidik kepada peserta didik untuk mengurangi global warming (pemanasan global). Kita tahu bahwa bahan baku kertas adalah berasal dari kayu. Artinya semakin banyak peserta didik menggunakan kertas, maka bertambah banyak penebangan kayu untuk bahan baku kertas. Tidak salah kalau sekarang ini hutan di Indonesia sekarang semakin berkurang. Karenanya, hal ini peserta didik dilatih untuk mencegah global warming sekaligus menyelamatkan dunia melalui meminimalisir penggunaan kertas.
c.      Menggunakan mailing list untuk diskusi kelas yang diajarkan. Melalui mailing list guru dapat membuat grup atau kelompok sendiri, bisa berupa  satu kelas atau satu sekolah untuk berkomunikasi. Di sini guru PAI menginformasikan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan ke depan via mailing list. Sedangkan seluruh anggota grup akan mengetahuinya dalam waktu yang bersamaan. Saat itu juga peserta didik dapat mendownload materi tersebut dari rumah atau dimanapun tempatnya asal ada jaringan internet. Selain itu, melalui mailing list guru dapat membuka ruang diskusi dengan peserta didik. Selama ini peserta didik kesempatan bertanya masih terbatas di ruang kelas, melalui program tersebut guru dapat membantu permasalahan yang dihadapi peserta didik kapanpun dan dimanapun mereka berada.
d.     Menggunakan web blog untuk pembelajaran di dalam atau luar kelas. Ketika disebut web blog, banyak guru yang bertanya-tanya pasti mahal biayanya. Memang untuk website yang komersial, pengguna (user) harus membayar sesuai dengan tarif, tetapi untuk web blog, pengguna tidak harus membayar alias gratis. Dibanding dengan fasilitas ICT, web blog lebih sempurna. Diantara kelebihannya adalah guru dapat menampilkan semua karya atau hasil pemikiran yang dimiliki. Webblog dapat digambarkan seperti surat kabar pribadi guru. Surat kabar tersebut mau diisi apa tergantung pada guru. Hubungannya dengan pembelajaran, guru dapat mengunggah (up load) semua materi pembelajaran PAI ke website. Melalui media ini peserta didik dapat belajar tanpa dibatasi dengan ruang kelas. Tidak hanya materi pembelajaran, tetapi juga latihan soal, hasil ujian/ulangan atau materi lain yang berhubungan dengan materi PAI. Khusus hasil ujian, selama ini peserta didik atau orang tua hanya mengetahui hasil ujian miliknya sendiri, sedangkan hasil ujian temannya belum tentu tahu. Melalui webblog, peserta didik dapat melihat hasil ujian secara keseluruhan. Sehingga apabila ada kekeliruan, peserta didik atau orang tua dapat konfirmasi ke guru mata pelajaran tersebut.
Dari keempat penggunaan ICT dalam pembelajaran, apabila dilakukan oleh guru PAI, maka akan berdampak positif pada ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran PAI di sekolah. Sehingga peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran PAI tidak terpaksa, melainkan kesadaran dari diri sendiri.
5.     Telaah Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Tekhnologi Informasi dalam Pembelajaran PAI.
         Dalam pembelajaran PAI melalui pemanfaatan tekhnologi informasi membutuhkan pelayanan yang standar, cepat dan teratur, pembelajaran yang berbasis tekhnologi ini membutuhkan beberapa factor yang mendukung sekaligus sangat mempengaruhi kelancaran penggunaan tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI tersebut seperti:
         Pertama, Dukungan sarana dan prasarana yang representatif, hal ini sebagai fasilitas yang paling mendasari pelaksanaan dan pengoperasian bentuk-bentuk media pembelajaran tekhnologi yang digunakan. Oleh karena itu, sarana dan prasarana ini yang wajib didahulukan pengadaannya.
         Kedua, Pembiayaan sebagai salah satu instrument yang mendukung pengadaan dan pelaksanaan pembelajaran PAI melalui tekhnologi informasi. Dengan demikian kepala sekolah dan guru dalam satuan-satuan pendidikan penting melakukan penganggaran yang dapat mencukupi pengadaan instrument (alat-alat) yang berkenaan dengan tekhnologi infomasi.
Ketiga, Dukungan dan kebijakan baik dari pemerintah dan masyarakat, dalam pembelajaran PAI kendati penggunaan tekhnologi−media pembelajaran dimaknakan sebagai bentuk yang mendukung pelaksanaan pembelajaran dan khususnya pembelajaran PAI selama ini akan tetapi dengan kebijakan yang berpihak akan selalu memberikan kemudahan bagi pendidik dan tanpa tekanan dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga mutu yang ingin dicapai dapat dimaksimalkan.
Keempat, Pentingnya dimiliki sumber daya, kemampuan dan keterampilan dalam penggunaan tekhnologi informasi terutama dalam proses pembelajaran. Hingga kini pendidik atau pun siswa dituntut sepenuhnya mengembangkan keterampilan dalam penggunaan tekhnologi infomasi atau dengan istilah lain E-Learning (Komputer, Internet, dan aplikasi sistemnya) dalam proses pembelajaran.
Kelima, Aplikasi system (Software) tekhnologi informasi sangat diperlukan pula karna aplikasi dalam tekhnologi (computer misalnya) tidak semuanya dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran, oleh karena itu penting pengadaan dan penggunaan aplikasi yang mendukung model-model pembelajaran.
Keenam, Motifasi dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran PAI yang menggunakan tehnologi, hal yang terpenting dilakukan disini adalah pendidik yang memiliki peran mempengaruhi peserta didik dan mendesain serta memotifasi minat siswa dalam pembelajaran.
Ketujuh, Tekhnologi informasi dalam pembelajaran pada sisi lain membawa pengaruh negative terhadap diri siswa, penyebaran informasi yang tiada batas telah membuka akses terhadap hal-hal yang merusak moral dan jauh dari nilai-nilai filosofis pendidikan.
Kedelapan, Menurut Ahmad Fadlol[24], pentingnya penyediaan tenaga tekhnis yang memiliki keahlian atau keterampilan dalam mengelolah dan memelihara peralatan ICT.
6.     Pembelajaran PAI melalui Tekhnologi Informasi; Sebuah Perspektif Modernisasi untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam.
Sebagaimana tujuan pendidikan pada umumnya pada lembaga pendidikan yaitu terciptanya out put pendidikan yang memiliki mutu sehingga mampu menjawab tantangan zaman dan globalisasi yang serba praktis. Langkah pendidikan Islam masa kini yang membawa perubahan dan menentukan corak hitam putih kehidupan seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai skill pendidik, kebijakan dalam pendidikan, serta infrastruktur (fasilitas) dalam satuan pendidikan. Guna memaksimalkan pencapaian tersebut dikelolah pembelajaran dan strategi yang tidak lagi nampak ketinggalan zaman terutama dalam pembelajaran PAI di sekolah/madrasah.
Melalui kecanggihan tekhnologi informasi menjadikan pendidik dan peserta didik dapat pula berkomunikasi dan melakukan pembelajaran jarak jauh (E-Learning) tanpa bertatap muka, sehingga siswa dapat dengan mudah memberoleh infomasi yang lebih luas. Oleh karena itu dengan kehadiran tekhnologi informasi masa kini yang pemanfaatannya dalam pembelajaran PAI mengadung arti yang sangat strategis. Alasan yang patut dipetik dengan penggunaan takhnologi informasi dalam pembelajaran ini adalah guna memodernisasi proses pembelajaran sehingga mutu atau kualitas pendidikan dapat lebih meningkat. Tekhnologi pembelajaran bukan dianggap satu-satunya media yang dapat diandalkan dalam pembelajaran PAI, namun dalam era global yang serba praktis ini upaya pemanfaatan tekhnologi informasi penting untuk menunjang proses pembelajaran, atau dengan kata lain tekhnologi informasi mengambil peran dalam pencapaian hasil pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Mustaji,[25] fungsi teknologi informasi dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Berbagai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi sudah tersedia dalam masyarakat dan sudah siap menanti untuk dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan pendidikan. Pada kondisi riil, teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan nantinya berfungsi sebagai gudang ilmu, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi, alat bantu manajemen sekolah, dan sebagai infrastruktur pendidikan. Pengenalan TIK di sekolah telah membawa suatu sikap yang lebih positif terhadap sekolah pada diri siswa. Karena TIK dan belajar berbasis web menawarkan keaneka ragaman yang lebih besar dari tujuan, proyek, aktivitas, dan latihan dalam pembelajaran dibanding kelas tradisional, minat dan motivasi siswapun meningkat secara nyata. Para guru dan siswa terangsang karena pengajaran menjadi lebih dinamis yang memperluas visi mereka seperti halnya akses ke bahan belajar dan perangkat lunak bidang pendidikan yang bermutu tinggi. Lebih dari itu, para guru kelihatannya termotivasi untuk mengajar dengan lebih kreatif. Portal pembelajaran menghubungkan para guru kepada sejumlah rancangan pelajaran, panduan guru, dan soal-soal latihan siswa yang ditempatkan di Internet oleh institusi pemerintah, LSM, dan institusi pendidikan.
Melalui pemanfaatan tekhnologi tersebut tentunya diharapkan dapat membawa perubahan mendasar bagi terciptanya pembelajaran PAI yang efektif sehingga dapat seiring dan mengikuti perkembangan global yang multi praktis tanpa mereduksi nilai-nilai dan hakikat tujuan pendidikan Islam yang membawa peserta didik pada perubahan kehidupan yang berasas pada transendental Islam. Melalui pula pembelajaran PAI yang berbasis seperti ini mutu yang diharapkan pada peserta didik tidak hanya memiliki kualitas dalam hal pemahaman tentang keislaman tetapi dapat pula memiliki nilai tambah dalam hal pemahaman tentang ilmu-ilmu terapan yang terkait tekhnologi informasi. Dengan demikian secara makro Islam dapat mengambil posisi pada pemanfaatan hasil karya manusia sebagai acuan untuk menciptakan wahana baru atau tekhnologi lebih berdaya guna dikemudian hari. Semoga.
C.    PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaran PAI merupakan kegiatan pembelajaran yang berkaitan transfer ilmu pengetahuan (pendidikan agama Islam) atau dengan kata lain interaksi antara pendidik dan peserta didik melalui metode dan bentuk-bentuk strategi yang yang digunakan untuk memudahkan pemahaman peserta didik sehingga dapat memahami teori sekaligus mempraktekkan hasil pembelajaran.
Pelaksanaan pendidikan yang menuai banyak polemik dan permasalahan sehingga dilahirkan pula yang dinamakan tekhnologi pendidikan. Dengan adanya tekhnologi pendidikan maka proses pendidikan untuk mencapai suatu kualitas pendidikan didukung oleh adanya tekhnologi pendidikan. Dalam kaitan inilah yang urgen dalam pengembangannya sehingga dalam proses pembelajaran masa masa kini khususnya tekhnologi informasi banyak membantu pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik.
Tekhnologi pendidikan atau dalam kaitan ini tekhnologi pembelajaran adalah pada hakikatnya media yang digunakan dalam pembelajaran, dengan adanya serta pemanfaatan media tersebut memberikan kemudahan dan keefektifan pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran PAI. Oleh karena itu melalui tekhnologi infomasi dalam pembelajaran PAI sangat memberikan peranan dalam upaya menciptakan disiplin pembelajaran dan memudahkan interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Pemanfaatan tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI pada masa kini telah mengalami perkembangan, beragam bentuk system tekhnologi informasi dapat dipergunakan untuk menunjang pembelajaran khususnya PAI seperti penggunaan media power point, email, mailing list, web/blog, dan internet. Hal ini sangat memberikan kemudahan dalam pembelajaran PAI sehingga guru dan siswa dapat dengan mudah melaksanakan pembelajaran.
Dalam pemanfaatan tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor pendukung maupun penghambat. Oleh karena itu dalam upaya pemanfaatan tekhnologi informasi tersebut penting dilakukan pertimbangan untuk memaksimalkan komponen-komponen yang dapat memberikan peranan dan kemudahan tercapainya pembelajaran PAI melalui tekhnologi informasi.
Memodernisasi pembelajaran PAI melalui pemanfaatan tekhnologi tersebut tentunya diharapkan dapat membawa perubahan mendasar bagi terciptanya pembelajaran PAI yang efektif sehingga dapat seiring dan mengikuti perkembangan global yang multi praktis tanpa mereduksi nilai-nilai dan hakikat tujuan pendidikan Islam yang membawa peserta didik pada perubahan kehidupan yang berasas pada transendental Islam.

                                             DAFTAR RUJUKAN

Aziz, Abd, Filsafat Pendidikan Islam, Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2009.

Fadlol, Ahmad, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Infromation And Communication Technology (ICT) pada Sekolah Kategori Mandiri di SMA Negeri 10 Semarang, Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.

Firmanto, Taufik, Islam dan Tekhnologi, dalam Website:http://humaniora. kompasiana. com /agama /2010/11/15/3/319311/islam-dan-teknologi.html.




Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2004.

______, Yusufhadi, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, Jakarta: Kenacana, 2007.


Nasution, S. Tekhnologi Pendidikan, Jemmar: Bandung, 1987.

Nugroho, Hery, Pembelajaran PAI Berbasis ICT, dalam website: http://herynugrohoyes. wordpress.com /2012/08/11/pembelajaran-pai-berbasis-ict/.

Patoni, Ahmad, Metode Pembelajaran Agama Islam, Yogyakarta: Gre Publishing, 2012.

Rivai, Ahmad, dan Sudjana, Nana, Tekhnologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1989.


Sahariana, Pentingnya Penguasaan Tekhnologi Pembelajaran Bagi Guru, dalam Suluh Jurnal Pendidikan Islam, (Ikatan Mahasiswa Pascasarjana Kerjasama Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI dengan PPs Universitas Islam Negeri Yogyakarta), Vol. 2 No.3 September-Desember 2009.

Shidiq, Sapiudin, Pembelajaran PAI Membutuhkan Informasi, dalam website: http:// didaktika.fitk-uinjkt\.ac.id/2010/02/pembelajaran-pai-membutuhkan informasi _19.html,.
Syaif, Modernisasi Pembelajaran Berbasis Cyber, dalam website: http://syaifworld. blogspot.com /2009/11/penelitian-pembelajaran.html.


Thoha, Chabib, HM. Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (dalam pdf). Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301, diundangkan di Jakarta, pada tanggal 8 Juli 2003


[1] Yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (dalam pdf). Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301, diundangkan di Jakarta, pada tanggal 8 Juli 2003), hlm. 4.
[2]Tujuan pendidikam Islam adalah mengembangkan potensi peserta didik serta meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan membentuk karakter siswa yang menghargai dan menjunjung tinggi kebenaran. Nida Sabrina,http://arinnurcahyati20.blogspot.com/2013/01/pendekatan-pembelajaran-nilai dalam-pai.html. diakses, 20 Februari 2013 pukul, 15.30 WIB.
[3] Merupakan hasil ciptaan atau rekayasa manusia yang memudahkan proses penyampaian informasi dari individu satu ke individu yang lain, yang cepat akurat, penyebaran yang luas tanpa dibatasi waktu dan jarak sehingga komunikasi manusia terjalin mudah.
[4] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, (Jakarta: Kenacana, 2007), hlm. 496.
[5]Deni FR, PAI Berbasis, ICT, dalam Website: http://smplabupicibiru.com/index.php?option= com_ content&view=article&id=46&Itemid=27, diakses, 2 April 2013 pukul 10.44 WIB
[6] Yusufhadi Miarso, Menyemai., hlm. 545.
[7] Ahmad Patoni, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta:Gre Publishing, 2012), hlm.198.
[8]Syaif, Modernisasi Pembelajaran Berbasis Cyber, dalam website: http://syaifworld.blogspot.com /2009/11/penelitian-pembelajaran.html, diakses, 2 April 2013, pukul 11.01 WIB.
[9]Abd,Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 143,
[10]HM. Chabin Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1996), hlm. 7
[11]Taufik Firmanto, Islam dan Tekhnologi, dalam Website:http://humaniora.kompasiana.com/agama /2010/11/15/3/319311/islam-dan-teknologi.html, diakses, 19 Maret 2013, pukul 17.15 WIB.
[12]Hal ini dikutip oleh penulis dalam Website, http://fahreena.wordpress.com/2010/07/02/islamisasi ilmu-pengetahuan-dan-teknologi/, lihat juga, Sindung Tjahyadi, “Ilmu, Teknologi dan Kebudayaan”, dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, cet. III (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 2003), hlm. 153.
[13] S. Nasution, Tekhnologi Pendidikan, (Jemmar: Bandung, 1987), hlm. 20.
[14] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Tekhnologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 71.
[15] S. Nasution, Tekhnologi., hlm. 5-6.
[16] Yusufhadi Miarso, Menyemai., hlm. 196-197.
[17]Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media,2004), hlm.16
[18]Sahariana, Pentingnya Penguasaan Tekhnologi Pembelajaran Bagi Guru, dalam Suluh Jurnal Pendidikan Islam, (Ikatan Mahasiswa Pascasarjana Kerjasama Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI dengan PPs Universitas Islam Negeri Yogyakarta), Vol. 2 No.3 September-Desember 2009, hlm. 204.
[19]Peranan Teknologi Informasi Dalam Kegiatan Pembelajaran, hal ini dikutip oleh penulis dalam website:http://s2tpmuntirta.wordpress.com/2009/10/13/peranan-teknologi-informasi-dalam-kegiatan pembelajar an/,diakses,3 April 2013, Pukul 11. 25 WIB
[20]Mukhamad Su'udi , Uraian Materi Modul Pembelajaran PAI Berbasis ICT, dalam website: http:// paimojokerto.blogspot.com/2012/12/uraian-materi-modul-pembelajaran-pai_2426.html,d iakses,2 April 2013, Pukul 12.32  WIB.
[21] Sapiudin Shidiq, Pembelajaran PAI Membutuhkan Informasi, dalam website: http:// didaktika.fitk-uinjkt\.ac.id/2010/02/pembelajaran-pai-membutuhkan-informasi_19.html, diakses, 4 April 2013, pukul 11.22 WIB.
[22] Syaif, Modernisasi.,
[23]Hery Nugroho, Pembelajaran PAI Berbasis ICT, dalam website: http://herynugrohoyes. wordpress.com /2012/08/11/pembelajaran-pai-berbasis-ict/, diakses, 2 April 2013, pukul 10.53 WIB.
[24]Ahmad Fadlol, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Infromation And Communication Technology (ICT) pada Sekolah Kategori Mandiri di SMA Negeri 10 Semarang, (Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012), hlm. 191.

Tidak ada komentar: