MODERNISASI
PEMBELAJARAN PAI
MELALUI PEMANFAATAN
INFORMATION TECHNOLOGY (IT);
Sebuah Strategi
Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam
Oleh: Achmad Darwiz
A.
PENDAHULUAN
Pendidikan
agama di sekolah memiliki peranan penting dalam pembinaan generasi bangsa Indonesia,
hal ini ditandai dengan kemajuan-kemajuan luar biasa dalam pembangunan, baik
dalam menciptakan manusia yang berakhlakul karimah, memiliki spiritualitas yang
tinggi hingga memiliki fungsi yang dibutuhkan oleh agama, maupun masyarakat
bangsanya. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II pasal 3 secara eksplisit menegaskan tujuan[1]
pendidikan nasional sebagai target pencapaian dalam melakukan proses pendidikan. Hal ini seiring dengan pendidikan agama Islam
dinilai pula memberikan sumbangsi bagi terdidiknya anak-anak bangsa yang senantiasa
memiliki asas-asas ketauhidan sesuai dengan prinsip Islam dalam kehidupannya.
Pendidikan
Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai usaha sadar, systematis,
berkelanjutan untuk mengembangkan potensi rasa agama, menanamkan sifat, dan
memberikan kecakapan sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Fungsi pendidikan
ditinjau dari sudut pandang sosiologis dan antropologis adalah untuk
mengembangkan kreatifitas peserta didik. Karena itu tujuan akhir pendidikan
Islam adalah untuk mengembangkan potensi kreatif peserta didik untuk menjadi
manusia yang baik menurut pandangan manusia dan menurut pandangan agama Islam.
Pada hakikatnya pendidikan Islam adalah proses pemeliharaan dan penguatan sifat
dan potensi insan menimbulkan kesadaran untuk menemukan kebenaran.[2]
Pada
abad ke 21 ini sebagai era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi pada bidang transportasi dan komunikasi. Kemajuan
keilmuan dan tekhnologi yang begitu pesat menopang terciptanya kenyamanan dan
kemudahan hidup manusia. Demikian pula pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pendidikan beberapa tahun terakhir ini ditopang oleh kecanggihan alat-alat
tekhnologi ciptaan manusia. Tekhnologi merupakan hasil olahan dari ilmu
pengetahuan yang diterapkan sebagai hasil yang nyata meliputi kemampuan tekhnik
baik dari gabungan piranti software (perangkat lunak) dan hardware
(perangkat keras), atau dengan kata lain hasil kreatifitas dan keahlian manusia
dalam kehidupannya untuk menunjang keinginan dan kebutuhan manusia tersebut.
Dengan demikian tekhnologi merupakan bagian dari instrument proses pendidikan,
baik dalam penyelenggaraan pendidikan umum maupun pada pendidikan agama Islam
khususnya.
Salah
satu langkah untuk memudahkan tercapai tujuan pendidikan di sekolah atau satuan-satuan
pendidikan, maka penting didukung komponen dan proses. Proses dalam hal ini
adalah pembelajaran, baik dalam bentuk pembelajaran materi yang bersifat
praktis maupun dalam materi pendidikan agama Islam. Dalam pembelajaran PAI
dituntut pula memiliki muatan-muatan yang dapat menunjang proses pembelajaran
di kelas baik dari segi metode, kurikulum hingga media pembelajaran. Salah satu
adalah dengan penggunaan tekhnologi pendidikan, media pembelajaran dalam
konteks ini dapat dimanfaatkan tekhnologi informasi yang menunjang proses
pembelajaran PAI baik guru maupun siswa.
Tekhnologi
komunikasi dan informasi[3]
hendaknya tidak dipandang sebagai artefak saja, melainkan juga dipandang
sebagai proses dengan struktur tertentu. tekhnologi ini seharusnya dapat
dijadikan bagian integral dalam system pendidikan. Sebagai bagian integral
masuknya komponen tekhnologi ini akan mempengaruhi komponen tekhnologi ini akan
mempengaruhi komponen lain, diantaranya perubahan peranan guru dalam satuan
pendidikan sekolah. Dalam satuan pendidikan sekolah hendaknya menggunakan
tekhnologi ini dimulai dari titik pangkal strategis, yaitu guru. Para guru
harus diyakinkan terlebih dahulu akan kegunaan tekhnologi itu dan bahwa
tekhnologi tidak akan menggantikan kedudukannya sebagai guru, melainkan
membantu untuk paling tidak menyimpang dan menyajikan konsep, prinsip dan
prosedur yang ingin diajarkan. Untuk itu peran guru harus ditingkatkan rasa
percaya diri, serta dilibatkan dan ikut berpartisipasi dalam pengembangannya.[4]
Berkembangnya metode pembelajaran sangat
berperan penting terhadap kemajuan pola pembelajaran itu sendiri, terutama dibidang
peningkatan mutu pendidikan pada anak, dalam hal ini adalah peningkatan mutu
PAI, seiring berkembangnya media pembelajaran, dan juga evaluasi pendidikan
yang terus menerus berkembang, pembelajaran PAI baik itu SD, SMP, SMA, dan SMK,
nampaknya metode pembelajaran bersetandar PAKEM ((Pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan) harus mulai diterapkan, sehingga pola pikir peserta
didik terhadap pembelajaran PAI utamanya yang lebih di tekankan disini mampu
melahirkan minat anak dan jiwanya tergugah pada aktivitas pembelajaran
yang berkembang pada satu pola yang maju dengan memanfaatkan fasilitas
media pembelajaran.[5]
Berangkat dari uraian di atas, maka pada
tulisan ini membahas terkait pemanfaatan tekhnologi informasi dalam
pembelajaran PAI di sekolah/madrasah sehingga proses pembelajaran dapat dengan
mudah berlangsung sehingga mutu dari pembelajaran PAI dapat maksimal. Terkait
dengan hal tersebut berikut diuraikan beberapa rumusan permasalahan yang urgen
dieksplorasi secara mendalam, yakni: (1) Bagaimana hakikat pembelajaran PAI?,
(2) Bagaimana definisi tekhnologi dan hubungannya
dengan pendidikan?, (3) Apa peran dan fungsi tekhnologi informasi dalam
pembelajaran PAI?, (4) Bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dalam
pembelajaran PAI?, (5) Seperti apa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI?, (6) Bagaimana perspektif modernisasi pembelajaran PAI melalui
tekhnologi informasi?. Tulisan ini tentunya diharapkan dapat memberikan
informasi kepada pendidik, siswa, masyarakat umum dan pemegang kebijakan
pendidikan dalam upaya memaksimalkan pembelajaran PAI di sekolah/madrasah
melalui pemanfaatan tekhnologi informasi. Disisi lain penulis dengan mengambil
peran dalam memunculkan satu konsep pemahaman yang sedikit produktif disela
kekosongan dalam ragammnya polemik dan dinamika pendidikan khususnya pendidikan
agama Islam pada masa kini.
B.
PEMBAHASAN
1.
Hakikat Pembelajaran PAI
Pembelajaran adalah suatu usaha yang
disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi
perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Usaha ini dilakukan oleh
seseorang atau suatu tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang
dan atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan. Pengertian dibedakan
“pengajaran” yang telah terlanjur mengandung arti sebagai “penyajian bahan
ajaran” yang dilakukan oleh seseorang “pengajar”. Pembelajaran tidak harus
diberikan oleh pengajar, karena kegiatan itu dapat dilakukan oleh perancang
atau pengembang sumber belajar, misalnya seorang tekhnologi pembelajaran atau
suatu tim terdiri dari ahli media dan ahli materi ajaran tertentu.[6] Menurut
Ahmad Patoni, pembelajaran adalah untuk membelajarkan peserta didik. Dalam
definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut ada kegiatan memilih,
menetapkan dan mengembangkan metode/strategi yang optimal untuk mencapai hasil
pembelajaran yang dinginkan dalam kondisi tertentu.[7]
Pendidikan islam atau pendidikan
menurut islam adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan
nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya berupa Al-Qur’an
dan Hadits. Sedangkan pendidikan agama islam atau pendidikan keislaman ialah
upaya pendidikan agama islam atau ajaran islam dan nilai-nilainya agar menjadi way
of life seseorang. Visi pendidikan islam merupakan persepsi tujuan akhir
meliputi learning to think, learning to do, learning to be, learning to live
together .[8]
Pembelajaran PAI merupakan kegiatan
pembelajaran yang berkaitan transfer ilmu pengetahuan (pendidikan agama Islam)
atau dengan kata lain interaksi antara pendidik dan peserta didik melalui
metode dan bentuk-bentuk strategi yang yang digunakan untuk memudahkan
pemahaman peserta didik sehingga dapat memahami teori sekaligus mempraktekkan
hasil pembelajaran.
Pendidikan agama Islam yang diterapkan
dalam system pendidikan Islam, bukan hanya bertujuan untuk mentransfer nilai
agama, tetapi juga bertujuan agar penghayatan dan pengamalan ajaran agama
berjalan dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, pendidikan
agama Islam dapat memberikan andil dalam pembentukan jiwa dan kepribadian untuk
mencapai tujuan yang dicita-citakan. Pendidikan agama Islam yang dapat
memberikan andil yang maksimal dalam pembentukan jiwa dan kepribadian adalah
pendidikan yang mengacu pada pemahaman ajaran yang baik dan benar, mengacu pada
pemikiran yang rasional dan filosofis, pembentukan akhlak yang luhur dan
merehabilitasi kehidupan akhlak yang telah rusak.[9] Oleh
karena itu inti dari pendidikan agama Islam−pembelajaran PAI adalah
pembelajaran memiliki muatan-muatan nilai kehidupan.
Tujuan pendidikan yang berwawasan
nilai adalah proses pendidikan yang sampai pada hakekat ilmu dan tekhnologi,
tidak hanya kulit luarnya dengan demikian, kualitas pendidikan dapat diandalkan
sebab kualitas keluaran pendidikan jenis ini tidak hanya membentuk manusia
cerdas dan terampil tetapi pribadinya tumbuh sebagai robot, melainkan manusia
yang cerdas dan terampil serta memiliki kepribadian yang mampu mendukung
pembangunan nasional esensi ilmu terletak pada rasionalisme kritis, esensi
tekhnologi pada efektifitas dan efisiensi yang bermanfaat bagi kesejahteraan
manusia, esensi humaniora pada kesadaran manusia sebagai makhluk individu, sosial
dan sekaligus sebagai hamba Allah SWT, sedangkan esensi ilmu terletak pada
kemampuan untuk mengembangkan manusia menjadi manusia beriman dan bertakwa yang
sungguh-sungguh sehingga dapat terampil sebagai khalifatullah filard
yang dapat mewujudkan rahmata lilalamin.[10]
2.
Definisi Tekhnologi dan Hubungannya dengan Pendidikan
Adapun
teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam
hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang
lebih maju lagi.[11]
Sindung Tjahyadi merangkum berbagai definisi atas teknologi bahwa, pertama teknologi adalah penerapan ilmu, kedua, teknologi adalah ilmu yang dirumuskan dalam kaitan dengan aspek
eksternal, yaitu industri, dan aspek internal yang dikaitkan dengan objek
material ilmu maupun aspek ‘murni-terapan’, dan ketiga,teknologi
merupakan keahlian yang terkait dengan realitas kehidupan sehari-hari.[12] Tekhnologi
dapat dipandang sebagai hasil olahan dari ilmu pengetahuan yang diterapkan
sebagai hasil yang nyata meliputi kemampuan tekhnik baik dari gabungan piranti software
(perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras), atau dengan kata
lain hasil kreatifitas dan keahlian manusia dalam kehidupannya untuk menunjang
keinginan dan kebutuhan manusia tersebut.
Tekhnologi
informasi yang berkembang pesat pada masa kini menandakan sebagai era
globalisasi yang penerapan tekhnologi itu dapat mencakup dimensi dan kebutuhan
manusia dalam kehidupannya, tekhnologi informasi kini dipergunakan tidak hanya
dalam bentuk memberikan kemudahan infomasi yang dibutuhkan manusia, namun lebih
berperan dalam bentuk praktis, penerapan ini pula terlebih menjangkau aktifitas
manusia dalam dunia akademik atau dalam pendidikan. Kendati tekhnologi
dilahirkan melalui pendidikan, namun dalam pelaksanaan pendidikan yang menuai
banyak polemik dan permasalahan sehingga dilahirkan pula yang dinamakan
tekhnologi pendidikan. Dengan adanya tekhnologi pendidikan maka proses
pendidikan untuk mencapai suatu kualitas pendidikan didukung oleh adanya tekhnologi
pendidikan. Dalam kaitan inilah yang urgen dalam pengembangannya sehingga dalam
proses pembelajaran masa masa kini khususnya tekhnologi informasi banyak
membantu pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik.
Menurut
S. Nasution, tekhnologi pendidikan dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir
dari perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan.
Alat-alat itu lazim disebut “hard ware”. Ada pula yang memandang tekhnologi
pendidikan sebagai suatu pendekatan yang ilmiah kritis, dan sistematis tentang
pendidikan. Pendirian itu mengutamakan “soft ware”-nya. Tanpa alat-alat,
pendidikan tidak dapat dijalankan.[13] Konsep
tekhnologi pendidikan telah membuka lebar dari perkembangan teoritis,
penelitian dan implementasinya dilapangan pendidikan. Makna tekhnologi
pengajaran dalam pengertian mutakhir meliputi pengelolaan gagasan, prosedur,
biaya, mesin dan manusia di dalam proses pengajaran yang melibatkan peralatan
fisik yang menyalurkan informasi.[14]
Dalam
zaman kemajuan ilmu pengetahuan ini para ahli berusaha untuk meningkatkan
mengajar menjadi suatu ilmu atau science. Dengan metode mengajar yang
ilmiah diharapkan, proses belajar mengajar itu lebih terjamin keberhasilannya.
Inilah yang sedang diusahakan oleh tekhnologi pendidikan. Secara ideal
diharapkan, bahwa pada suatu saat, mengajar atau mendidik itu menjadi suatu
tekhnologi yang dapat dikenal dan dikuasai langkah-langkahnya. Disamping itu
perkembangan tekhnologi pendidikan didukung oleh perkembangan yang pesat dalam
media komunikasi seperti radio, TV, video tape, computer dan lain-lain yang
dapat dimanfaatkan bagi tujuan instruksional.[15] Tekhnologi
pembelajaran secara konseptual mampu memberikan kontribusi dalam Pengembangan organisasi
belajar dalam bentuk: Pertama, Pengetahuan tentang pemecahan masalah
baik belajar pada perorangan. Maupun pada keseluruhan organisasi. Kedua,
Penyediaan tenaga profesi (praktis maupun akademis) yang mampu mengintervensi
organisasi agar dapat dan mau belajar. Ketiga, Aneka sumber belajar yang
sengaja dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Keempat, System
informasi yang diperlukan agar organisasi yang diperoleh akses atas informasi
yang terbaru secara tepat.[16]
3.
Peran dan Fungsi Tekhnologi Informasi Dalam Pembelajaran PAI
Peran
dan tugas para pendidik dan tenaga kependidikan pada intinya adalah menciptakan
berbagai aktivitas untuk keberhasilan siswa dalam belajar. Dalam hal ini
tekhnologi dapat dikatakan sebagai alat bantu bagi pendidik dan tenaga
kependidikan di dalam menjalankan tugas dan peranannya tersebut. Tekhnologi
pembelajaran menfokuskan kajiannya pada desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan dan penilaian proses dan hasil belajar. Dengan demikian nyata bahwa
tekhnologi pembelajaran dapat sangat membantu para pendidik dan tenaga kependidikan
melaksanakan tugasnya dengan baik.[17]
Menurut
Seels, Barbara B., Rita C. Richey yang dikutip oleh Sahariana, menjelaskan
bahwa, pada saat melaksanakan pembelajaran, seorang guru memerlukan banyak
sumber. Saat ini sumber belajar tidak cukup hanya dengan mengandalkan guru,
tetapi diperlukan sumber-sumber belajar yang bervariasi. Berbagai tekhnologi,
baik yang konvensional maupun yang berbasis tekhnologi informasi, dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan efektifitas pembelajaran. Tekhnologi cetak misalnya,
ia bisa menghasilkan berbagai sumber belajar dalam bentuk bahan ajar cetak yang
secara sengaja didesain untuk pembelajaran. Sedangkan tekhnologi Audio Visual
dan tekhnologi berbasis computer, dengan berbagai macam variasi gaya
belajarnya, kedunya memungkinkan pembelajaran terakomodir dengan baik, sehingga
mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan efektif. Ada pun kawasan
penilaian akan membantu para pendidik (guru) dalam melaksanakan tugasnya dalam
menilai hasil belajar. Penilaian merupakan bagian integral dalam kegiatan
pembelajaran, karena ia menjadi tugas yang tidak dapat diabaikan.[18]
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
(1) Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini TIK digunakan
sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran,
misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat
database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf, data
kepegawaian, keuangan dan sebagainya.(2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu
pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin
ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari
oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen
informasi, ilmu komputer. Dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006
terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa
semua kompetensinya. (3) Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk
pembelajaran (literacy). Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan
pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi
berbantuan komputer.[19]
Tekhnologi
pendidikan atau dalam kaitan ini tekhnologi pembelajaran adalah pada hakikatnya
media yang digunakan dalam pembelajaran, dengan adanya serta pemanfaatan media
tersebut memberikan kemudahan dan keefektifan pelaksanaan pembelajaran khususnya
dalam pembelajaran PAI.
Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan yaitu: Pertama,
memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. Kedua, mengatasi
keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. Ketiga, menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. Keempat,
memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori & kinestetiknya (self regulated learning). Kelima, memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang
sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran adalah: (1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih
terstandar. (2) Pembelajaran dapat lebih menarik. (3) Pembelajaran menjadi lebih
interaktif dengan menerapkan teori belajar. (4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat
diperpendek. (5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. (6) Proses
pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. (7) Sikap positif siswa terhadap materi
pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.[20]
Tekhnologi informasi tersebut tidak hanya dalam lingkup pembelajaran materi
yang bersifat praktis, dalam pembelajaran PAI tentunya dapat lebih memudahkan
penelahan materi dan prakteknya baik yang berkaitan sejarah Islam, akhlak,
studi al-Qur’an dan hadist, demikian pula yang berkenan dengan fiqih, melalui
tekhnologi informasi tersebut. Namun
yang paling diperhitungkan adalah model pengoperasian yang dilakukan oleh guru
mengarahkan dan membimbing siswa sehingga dapat memudahkan siswa
menggunakannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran PAI seorang guru PAI sangat
penting mengetahui terlebih dahulu model pengoperasian dan pemanfaatan
tekhnologi informasi ini.
Menurut
Sapiuddin Shidiq[21], Sebagai alat, peran IT
tidak bersifat bebas nilai. Ia harus dibatasi karena dalam kontens pembelajaran
PAI ada hal-hal yang tidak boleh untuk divisualisasikan. Contoh ketika
menjelaskan tentang sifat rahman Allah, maka yang bisa divisualisasikan adalah
sifat-Nya bukan zat-Nya. Contoh sifat rahman Tuhan, "seekor induk burung
memberi makanan kepada anaknya". Adegan ini dapat divisualkan melalui IT,
tapi Zat Tuhan tidak boleh divisualkan, karena Tuhan berbeda dengan
ciptaan-Nya. Untuk
pembelajaran di bidang syariah, maka dapat divisualkan perkembangan
institusi-isntitusi berdasarkan syariah sepanjang sejarah. Dalam bidang ibadah
dapat divisualkan masjid, ka'bah dan sebagainya, dalam bidang ekonomi dapat
divisualkan transaksi bank-bank Islam, dalam bidang pendidikan dapat
divisualkan madrasah, pondok pesantren, dan lain sebagainya. Selain hal di atas, masih banyak lagi pembelajaran PAI yang
keberhasilannya mudah diraih jika menggunakan alat bantu IT. Dalam pembelajaran
sejarah peradaban Islam dapat ditayangkan film tentang perjuangan nabi (selain
nabi boleh divisualkan) seperti perang badar dan perang uhud. Film tentang
penyebaran Islam di Nusantara (wali songo) yang menyebarkan Islam melalui
bisnis dan perdagangan, film tentang tokoh saintis muslim seprti Ibnu Sina,
al-Ghazali, dan sebagainya. Dalam bidang seni dapat divisualkan tentang
keindahan seni kaligrafi, seni nasyid, seni sastra, dan lain sebagainya.
4.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran PAI
Tekhnologi
dalam pembelajaran PAI dapat diartikan sebagai alat, metode atau tatacara yang
dipergunakan dalam proses pembelajaran PAI yang secara sistematis oleh guru
atau pendidik agama Islam yang diharapkan kepada peserta didik agar dapat
dengan mudah menerima dan mempelajari materi-materi pendidikan agama Islam
dalam aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
Model
pembelajaran PAI selama ini dinilai sebagai model yang konvensional, Model
pembelajaran PAI konvensional maksudnya ialah model pembelajaran PAI yang masih
menggunakan metode, materi dan media pembelajaran yang sudah lama dan biasa
dijalankan dalam proses pembelajaran PAI selama ini. Seperti metode ceramah,
hafalan, tanya jawab, memaknai kitab dan lain-lain. Pembelajaran PAI
konvensional biasanya masih menerapkan model pembelajaran satu arah yaitu guru
mentransfer pengetahuan pada siswa dan murid wajib mengikutinya, sedangkan
pengetahuan guru terbatas pada pengalaman belajarnya. Bahan yang diajarkan
masih menggunakan buku, kitab atau referensi lain yang sudah kuno sehingga
dalam memberikan ulasan menggunakan praktek keagamaan pada zamannya. Umumnya
hal ini terjadi pada pembelajaran fiqih disekolah-sekolah, sedangkan zaman dan
kehidupan manusia akan terus berubah dan berkembang dari masa kemasa.[22]
Pemanfaatan
tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI pada masa kini telah mulai
berkembang, beragam bentuk system tekhnologi informasi dapat dipergunakan untuk
menunjang pembelajaran khususnya PAI. Menurut Hery Nugroho, Sebenarnya banyak
guru PAI yang sudah menguasai ICT, tetapi masih sekedar dimanfaatkan untuk
mengetik. Padahal manfaat ICT dalam pembelajaran dapat dimanfaatkan lebih dari
itu. Bentuk pemanfaatan ICT dalam pembelajaran PAI yaitu:[23]
a. Penggunaan program powerpoint dalam proses pembelajaran PAI di
kelas. Melalui proram tersebut, guru tinggal menulis poin-poin penting materi
yang akan disampaikan. Agar lebih menarik, bisa juga guru menggunakan program
macromedia flash. Tidak hanya tulisan yang dapat disampaikan ke peserta didik,
tetapi juga dapat menampilkan suara atau video yang berkaitan dengan materi
tersebut. Misalnya, dalam materi pembelajaran tentang Iman Kepada Hari Akhir,
melalui program ini peserta didik tidak hanya mendapatkan pengetahuan materi
tersebut, tetapi juga dapat ditampilkan ilustrasi tentang kiamat sughra dan
kubra.
b. Menggunakan e-mail untuk mengumpulkan tugas dari peserta didik.
Sekarang ini yang biasa dilakukan guru kepada peserta didik dalam mengumpulkan
tugas melalui buku atau kertas. Bisa dibayangkan bagaimana kalau guru mengajar
di 18 kelas. Masing-masing kelas berjumlah 40 siswa. Berarti ada 720 buku tugas
atau makalah yang menumpuk dibawa atau di atas meja guru. Pengumpulan tugas
melalui e-mail tersebut sekaligus mendidik kepada peserta didik untuk
mengurangi global warming (pemanasan
global). Kita tahu bahwa bahan baku kertas adalah berasal dari kayu. Artinya
semakin banyak peserta didik menggunakan kertas, maka bertambah banyak
penebangan kayu untuk bahan baku kertas. Tidak salah kalau sekarang ini hutan
di Indonesia sekarang semakin berkurang. Karenanya, hal ini peserta didik
dilatih untuk mencegah global warming sekaligus menyelamatkan dunia melalui
meminimalisir penggunaan kertas.
c. Menggunakan mailing list untuk diskusi kelas yang diajarkan.
Melalui mailing list guru dapat membuat grup atau kelompok
sendiri, bisa berupa satu kelas atau satu sekolah untuk berkomunikasi. Di
sini guru PAI menginformasikan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada
pertemuan ke depan via mailing list. Sedangkan seluruh anggota grup
akan mengetahuinya dalam waktu yang bersamaan. Saat itu juga peserta didik
dapat mendownload materi tersebut dari rumah atau dimanapun tempatnya asal ada
jaringan internet. Selain itu, melalui mailing list guru dapat membuka ruang
diskusi dengan peserta didik. Selama ini peserta didik kesempatan bertanya
masih terbatas di ruang kelas, melalui program tersebut guru dapat membantu
permasalahan yang dihadapi peserta didik kapanpun dan dimanapun mereka berada.
d. Menggunakan web blog untuk pembelajaran di dalam atau luar kelas. Ketika
disebut web blog, banyak guru yang bertanya-tanya pasti mahal biayanya. Memang
untuk website yang komersial, pengguna (user) harus
membayar sesuai dengan tarif, tetapi untuk web blog, pengguna tidak harus
membayar alias gratis. Dibanding dengan fasilitas ICT, web blog lebih sempurna.
Diantara kelebihannya adalah guru dapat menampilkan semua karya atau hasil
pemikiran yang dimiliki. Webblog dapat digambarkan seperti surat kabar pribadi
guru. Surat kabar tersebut mau diisi apa tergantung pada guru. Hubungannya
dengan pembelajaran, guru dapat mengunggah (up load) semua
materi pembelajaran PAI ke website. Melalui media ini peserta didik dapat
belajar tanpa dibatasi dengan ruang kelas. Tidak hanya materi pembelajaran,
tetapi juga latihan soal, hasil ujian/ulangan atau materi lain yang berhubungan
dengan materi PAI. Khusus hasil ujian, selama ini peserta didik atau orang tua
hanya mengetahui hasil ujian miliknya sendiri, sedangkan hasil ujian temannya
belum tentu tahu. Melalui webblog, peserta didik dapat melihat hasil ujian
secara keseluruhan. Sehingga apabila ada kekeliruan, peserta didik atau orang
tua dapat konfirmasi ke guru mata pelajaran tersebut.
Dari keempat penggunaan ICT dalam pembelajaran, apabila dilakukan
oleh guru PAI, maka akan berdampak positif pada ketertarikan peserta didik
terhadap mata pelajaran PAI di sekolah. Sehingga peserta didik dalam mengikuti
mata pelajaran PAI tidak terpaksa, melainkan kesadaran dari diri sendiri.
5.
Telaah Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Tekhnologi Informasi dalam
Pembelajaran PAI.
Dalam pembelajaran PAI melalui
pemanfaatan tekhnologi informasi membutuhkan pelayanan yang standar, cepat dan
teratur, pembelajaran yang berbasis tekhnologi ini membutuhkan beberapa factor
yang mendukung sekaligus sangat mempengaruhi kelancaran penggunaan tekhnologi informasi
dalam pembelajaran PAI tersebut seperti:
Pertama, Dukungan sarana dan
prasarana yang representatif, hal ini sebagai fasilitas yang paling mendasari
pelaksanaan dan pengoperasian bentuk-bentuk media pembelajaran tekhnologi yang
digunakan. Oleh karena itu, sarana dan prasarana ini yang wajib didahulukan
pengadaannya.
Kedua, Pembiayaan sebagai salah
satu instrument yang mendukung pengadaan dan pelaksanaan pembelajaran PAI
melalui tekhnologi informasi. Dengan demikian kepala sekolah dan guru dalam
satuan-satuan pendidikan penting melakukan penganggaran yang dapat mencukupi
pengadaan instrument (alat-alat) yang berkenaan dengan tekhnologi infomasi.
Ketiga, Dukungan dan
kebijakan baik dari pemerintah dan masyarakat, dalam pembelajaran PAI kendati
penggunaan tekhnologi−media pembelajaran dimaknakan sebagai bentuk yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran dan khususnya pembelajaran PAI selama ini akan tetapi
dengan kebijakan yang berpihak akan selalu memberikan kemudahan bagi pendidik
dan tanpa tekanan dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga mutu yang
ingin dicapai dapat dimaksimalkan.
Keempat, Pentingnya
dimiliki sumber daya, kemampuan dan keterampilan dalam penggunaan tekhnologi
informasi terutama dalam proses pembelajaran. Hingga kini pendidik atau pun
siswa dituntut sepenuhnya mengembangkan keterampilan dalam penggunaan
tekhnologi infomasi atau dengan istilah lain E-Learning (Komputer, Internet,
dan aplikasi sistemnya) dalam proses pembelajaran.
Kelima, Aplikasi
system (Software) tekhnologi informasi sangat diperlukan pula karna aplikasi
dalam tekhnologi (computer misalnya) tidak semuanya dapat dipergunakan dalam
proses pembelajaran, oleh karena itu penting pengadaan dan penggunaan aplikasi
yang mendukung model-model pembelajaran.
Keenam, Motifasi dan
ketertarikan siswa dalam pembelajaran PAI yang menggunakan tehnologi, hal yang
terpenting dilakukan disini adalah pendidik yang memiliki peran mempengaruhi
peserta didik dan mendesain serta memotifasi minat siswa dalam pembelajaran.
Ketujuh, Tekhnologi
informasi dalam pembelajaran pada sisi lain membawa pengaruh negative terhadap
diri siswa, penyebaran informasi yang tiada batas telah membuka akses terhadap
hal-hal yang merusak moral dan jauh dari nilai-nilai filosofis pendidikan.
Kedelapan, Menurut Ahmad
Fadlol[24],
pentingnya penyediaan tenaga tekhnis yang memiliki keahlian atau keterampilan
dalam mengelolah dan memelihara peralatan ICT.
6.
Pembelajaran PAI melalui Tekhnologi Informasi; Sebuah Perspektif
Modernisasi untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam.
Sebagaimana tujuan pendidikan pada umumnya pada lembaga pendidikan
yaitu terciptanya out put pendidikan yang memiliki mutu sehingga mampu menjawab
tantangan zaman dan globalisasi yang serba praktis. Langkah pendidikan Islam
masa kini yang membawa perubahan dan menentukan corak hitam putih kehidupan
seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai skill pendidik, kebijakan dalam
pendidikan, serta infrastruktur (fasilitas) dalam satuan pendidikan. Guna
memaksimalkan pencapaian tersebut dikelolah pembelajaran dan strategi yang
tidak lagi nampak ketinggalan zaman terutama dalam pembelajaran PAI di
sekolah/madrasah.
Melalui kecanggihan tekhnologi informasi menjadikan pendidik dan
peserta didik dapat pula berkomunikasi dan melakukan pembelajaran jarak jauh
(E-Learning) tanpa bertatap muka, sehingga siswa dapat dengan mudah memberoleh
infomasi yang lebih luas. Oleh karena itu dengan kehadiran tekhnologi informasi
masa kini yang pemanfaatannya dalam pembelajaran PAI mengadung arti yang sangat
strategis. Alasan yang patut dipetik dengan penggunaan takhnologi informasi
dalam pembelajaran ini adalah guna memodernisasi proses pembelajaran sehingga
mutu atau kualitas pendidikan dapat lebih meningkat. Tekhnologi pembelajaran
bukan dianggap satu-satunya media yang dapat diandalkan dalam pembelajaran PAI,
namun dalam era global yang serba praktis ini upaya pemanfaatan tekhnologi
informasi penting untuk menunjang proses pembelajaran, atau dengan kata lain
tekhnologi informasi mengambil peran dalam pencapaian hasil pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Mustaji,[25]
fungsi teknologi informasi dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) untuk pendidikan sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda
lagi. Berbagai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi sudah tersedia dalam
masyarakat dan sudah siap menanti untuk dimanfaatkan secara optimal untuk
keperluan pendidikan. Pada kondisi riil, teknologi informasi dan komunikasi
dalam pendidikan nantinya berfungsi sebagai gudang ilmu, alat bantu
pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi,
alat bantu manajemen sekolah, dan sebagai infrastruktur pendidikan. Pengenalan TIK di sekolah telah membawa suatu sikap yang lebih
positif terhadap sekolah pada diri siswa. Karena TIK dan belajar berbasis web
menawarkan keaneka ragaman yang lebih besar dari tujuan, proyek, aktivitas, dan
latihan dalam pembelajaran dibanding kelas tradisional, minat dan motivasi
siswapun meningkat secara nyata. Para guru dan siswa terangsang karena
pengajaran menjadi lebih dinamis yang memperluas visi mereka seperti halnya
akses ke bahan belajar dan perangkat lunak bidang pendidikan yang bermutu
tinggi. Lebih dari itu, para guru kelihatannya termotivasi untuk mengajar
dengan lebih kreatif. Portal pembelajaran menghubungkan para guru kepada
sejumlah rancangan pelajaran, panduan guru, dan soal-soal latihan siswa yang
ditempatkan di Internet oleh institusi pemerintah, LSM, dan institusi
pendidikan.
Melalui pemanfaatan tekhnologi tersebut tentunya diharapkan dapat
membawa perubahan mendasar bagi terciptanya pembelajaran PAI yang efektif sehingga
dapat seiring dan mengikuti perkembangan global yang multi praktis tanpa
mereduksi nilai-nilai dan hakikat tujuan pendidikan Islam yang membawa peserta
didik pada perubahan kehidupan yang berasas pada transendental Islam. Melalui
pula pembelajaran PAI yang berbasis seperti ini mutu yang diharapkan pada
peserta didik tidak hanya memiliki kualitas dalam hal pemahaman tentang
keislaman tetapi dapat pula memiliki nilai tambah dalam hal pemahaman tentang
ilmu-ilmu terapan yang terkait tekhnologi informasi. Dengan demikian secara
makro Islam dapat mengambil posisi pada pemanfaatan hasil karya manusia sebagai
acuan untuk menciptakan wahana baru atau tekhnologi lebih berdaya guna
dikemudian hari. Semoga.
C.
PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaran PAI merupakan kegiatan
pembelajaran yang berkaitan transfer ilmu pengetahuan (pendidikan agama Islam)
atau dengan kata lain interaksi antara pendidik dan peserta didik melalui
metode dan bentuk-bentuk strategi yang yang digunakan untuk memudahkan
pemahaman peserta didik sehingga dapat memahami teori sekaligus mempraktekkan
hasil pembelajaran.
Pelaksanaan pendidikan yang menuai
banyak polemik dan permasalahan sehingga dilahirkan pula yang dinamakan
tekhnologi pendidikan. Dengan adanya tekhnologi pendidikan maka proses
pendidikan untuk mencapai suatu kualitas pendidikan didukung oleh adanya
tekhnologi pendidikan. Dalam kaitan inilah yang urgen dalam pengembangannya
sehingga dalam proses pembelajaran masa masa kini khususnya tekhnologi
informasi banyak membantu pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik.
Tekhnologi
pendidikan atau dalam kaitan ini tekhnologi pembelajaran adalah pada hakikatnya
media yang digunakan dalam pembelajaran, dengan adanya serta pemanfaatan media
tersebut memberikan kemudahan dan keefektifan pelaksanaan pembelajaran khususnya
dalam pembelajaran PAI. Oleh karena itu melalui tekhnologi infomasi dalam
pembelajaran PAI sangat memberikan peranan dalam upaya menciptakan disiplin
pembelajaran dan memudahkan interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Pemanfaatan
tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI pada masa kini telah mengalami
perkembangan, beragam bentuk system tekhnologi informasi dapat dipergunakan
untuk menunjang pembelajaran khususnya PAI seperti penggunaan media power
point, email, mailing list, web/blog, dan internet. Hal ini sangat memberikan
kemudahan dalam pembelajaran PAI sehingga guru dan siswa dapat dengan mudah
melaksanakan pembelajaran.
Dalam
pemanfaatan tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI sangat dipengaruhi oleh
dua faktor utama yaitu faktor pendukung maupun penghambat. Oleh karena itu
dalam upaya pemanfaatan tekhnologi informasi tersebut penting dilakukan
pertimbangan untuk memaksimalkan komponen-komponen yang dapat memberikan
peranan dan kemudahan tercapainya pembelajaran PAI melalui tekhnologi
informasi.
Memodernisasi
pembelajaran PAI melalui pemanfaatan tekhnologi tersebut tentunya diharapkan
dapat membawa perubahan mendasar bagi terciptanya pembelajaran PAI yang efektif
sehingga dapat seiring dan mengikuti perkembangan global yang multi praktis
tanpa mereduksi nilai-nilai dan hakikat tujuan pendidikan Islam yang membawa
peserta didik pada perubahan kehidupan yang berasas pada transendental Islam.
DAFTAR RUJUKAN
Aziz, Abd, Filsafat Pendidikan Islam, Sebuah Gagasan Membangun
Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2009.
Fadlol, Ahmad, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Berbasis Infromation And Communication Technology (ICT) pada Sekolah
Kategori Mandiri di SMA Negeri 10 Semarang, Yogyakarta: Tesis Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.
Firmanto, Taufik, Islam
dan Tekhnologi, dalam Website:http://humaniora. kompasiana. com
/agama /2010/11/15/3/319311/islam-dan-teknologi.html.
FR, Deni, PAI
Berbasis, ICT, dalam Website: http://smplabupicibiru.com/index.php?
option=com _content &view=article&id=46&Itemid=27.
Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan,
Jakarta: Prenada Media, 2004.
______, Yusufhadi, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan,
Jakarta: Kenacana, 2007.
Mustaji,M.Pd.,Dr.,Prof.,Pemanfaatan Multi Media
Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan,
dalam website: http://pasca.tp.ac.id/site/pemanfaatan-multi-media-untuk-meningkatkan-kualitas-pendidikan,.
Nasution, S. Tekhnologi Pendidikan, Jemmar: Bandung, 1987.
Nugroho, Hery, Pembelajaran PAI Berbasis ICT, dalam website:
http://herynugrohoyes.
wordpress.com /2012/08/11/pembelajaran-pai-berbasis-ict/.
Patoni, Ahmad, Metode Pembelajaran Agama Islam, Yogyakarta:
Gre Publishing, 2012.
Rivai, Ahmad, dan Sudjana, Nana, Tekhnologi Pengajaran,
Bandung: Sinar Baru, 1989.
Sabrinah,Nida,Pendekatan
Pembelajaran Nilai dalam PAI, dalam Website:
http://arinnurcahyati20.blogspot.com/2013/01/pendekatan-pembelajaran-nilai-dalam-pai.html.
Sahariana, Pentingnya Penguasaan Tekhnologi Pembelajaran Bagi Guru,
dalam Suluh Jurnal Pendidikan Islam, (Ikatan Mahasiswa Pascasarjana
Kerjasama Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI dengan PPs Universitas
Islam Negeri Yogyakarta), Vol. 2 No.3 September-Desember 2009.
Shidiq,
Sapiudin, Pembelajaran PAI Membutuhkan Informasi, dalam website: http://
didaktika.fitk-uinjkt\.ac.id/2010/02/pembelajaran-pai-membutuhkan informasi
_19.html,.
Syaif, Modernisasi Pembelajaran Berbasis Cyber, dalam
website: http://syaifworld.
blogspot.com /2009/11/penelitian-pembelajaran.html.
Su'udi, Mukhamad , Uraian
Materi Modul Pembelajaran PAI Berbasis ICT, dalam website:http://paimojokerto.blogspot.com/2012/12/uraian-materi-modul
pembelajaran-pai_2426.html.
Thoha, Chabib, HM. Kapita Selekta Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(dalam pdf). Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301,
diundangkan di Jakarta, pada tanggal 8 Juli 2003
[1] Yaitu
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(dalam pdf). Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301,
diundangkan di Jakarta, pada tanggal 8 Juli 2003), hlm. 4.
[2]Tujuan
pendidikam Islam adalah mengembangkan potensi peserta didik serta meningkatkan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan membentuk karakter siswa yang
menghargai dan menjunjung tinggi kebenaran. Nida Sabrina,http://arinnurcahyati20.blogspot.com/2013/01/pendekatan-pembelajaran-nilai
dalam-pai.html. diakses, 20 Februari 2013 pukul, 15.30 WIB.
[3] Merupakan
hasil ciptaan atau rekayasa manusia yang memudahkan proses penyampaian
informasi dari individu satu ke individu yang lain, yang cepat akurat,
penyebaran yang luas tanpa dibatasi waktu dan jarak sehingga komunikasi manusia
terjalin mudah.
[5]Deni FR, PAI Berbasis, ICT, dalam
Website: http://smplabupicibiru.com/index.php?option=
com_ content&view=article&id=46&Itemid=27,
diakses, 2 April 2013 pukul 10.44 WIB
[6] Yusufhadi
Miarso, Menyemai., hlm. 545.
[7] Ahmad Patoni, Metode
Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta:Gre Publishing, 2012), hlm.198.
[8]Syaif,
Modernisasi Pembelajaran Berbasis Cyber, dalam website: http://syaifworld.blogspot.com
/2009/11/penelitian-pembelajaran.html,
diakses, 2 April 2013, pukul 11.01 WIB.
[9]Abd,Aziz,
Filsafat Pendidikan Islam, Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Teras, 2009), hlm. 143,
[10]HM.
Chabin Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar,1996), hlm. 7
[11]Taufik Firmanto, Islam dan Tekhnologi, dalam Website:http://humaniora.kompasiana.com/agama
/2010/11/15/3/319311/islam-dan-teknologi.html, diakses, 19 Maret 2013, pukul 17.15 WIB.
[12]Hal ini
dikutip oleh penulis dalam Website, http://fahreena.wordpress.com/2010/07/02/islamisasi
ilmu-pengetahuan-dan-teknologi/, lihat
juga, Sindung Tjahyadi, “Ilmu, Teknologi dan Kebudayaan”, dalam
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat
Ilmu, cet.
III (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 2003), hlm. 153.
[13] S.
Nasution, Tekhnologi Pendidikan, (Jemmar: Bandung, 1987), hlm. 20.
[16] Yusufhadi
Miarso, Menyemai., hlm. 196-197.
[17]Yusufhadi
Miarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada
Media,2004), hlm.16
[18]Sahariana,
Pentingnya Penguasaan Tekhnologi Pembelajaran Bagi Guru, dalam Suluh Jurnal
Pendidikan Islam, (Ikatan Mahasiswa Pascasarjana Kerjasama Dirjen
Pendidikan Islam Departemen Agama RI dengan PPs Universitas Islam Negeri
Yogyakarta), Vol. 2 No.3 September-Desember 2009, hlm. 204.
[19]Peranan Teknologi Informasi Dalam
Kegiatan Pembelajaran, hal ini dikutip
oleh penulis dalam website:http://s2tpmuntirta.wordpress.com/2009/10/13/peranan-teknologi-informasi-dalam-kegiatan
pembelajar an/,diakses,3 April 2013, Pukul 11. 25 WIB
[20]Mukhamad
Su'udi , Uraian
Materi Modul Pembelajaran PAI Berbasis ICT, dalam website: http:// paimojokerto.blogspot.com/2012/12/uraian-materi-modul-pembelajaran-pai_2426.html,d
iakses,2 April 2013, Pukul 12.32 WIB.
[21]
Sapiudin Shidiq, Pembelajaran PAI Membutuhkan Informasi, dalam website: http:// didaktika.fitk-uinjkt\.ac.id/2010/02/pembelajaran-pai-membutuhkan-informasi_19.html,
diakses, 4 April 2013, pukul 11.22 WIB.
[22] Syaif, Modernisasi.,
[23]Hery
Nugroho, Pembelajaran PAI Berbasis ICT, dalam website: http://herynugrohoyes.
wordpress.com /2012/08/11/pembelajaran-pai-berbasis-ict/, diakses,
2 April 2013, pukul 10.53 WIB.
[24]Ahmad Fadlol,
Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Infromation And
Communication Technology (ICT) pada Sekolah Kategori Mandiri di SMA Negeri 10 Semarang,
(Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012),
hlm. 191.
[25]Mustaji,Pemanfaatan Multi
Media Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan,
dalam website: http://pasca.tp.ac.id/site/pemanfaatan-multi-media-untuk-meningkatkan-kualitas-pendidikan,
diakses, 2 April 2013 pukul 14.01 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar